Sunday, November 9, 2014

Puisi


Dimanakah Suara Kami Akan Bermuara Kini??

 

Wahai anggota dewan yang bijaksana..
Akankah suara kami Engkau dengar?
Akankah jeritan kami Engkau hiraukan?
Akankah demokrasi kami Engkau sambut?

Wahai pejabat-pejabat Kebon Sirih dan Senayan..
Mengapa Engkau rayu kami tuk memilihmu?
Mengapa Engkau tipu dayakan kami tuk memihakmu?
Mengapa Engkau cuci otak kami tuk mendukungmu?

Dengan segala syair-syair kampanyemu yang meyakinkan
Dengan segala janjimu yang begitu manis layaknya madu sang lebah
Dengan segala kedermawananmu tuk memprioritaskan rakyat
Dengan segala sumpah setiamu akan pengabdian kepada Tanah Air

Kami memilihmu
Kami berpihak padamu
Kami mendukungmu
Kami jembatani Engkau tuk jadi perwakilan kami di singgasana pemerintah

Iya, kami percaya padamu..

Waktu trus bergerak
Hingga tiba saatnya Engkau menunjukkan pengabdianmu pada ibu pertiwi
Namun inilah..
Bukti nyata ketidaklayakanmu menjadi perwakilan kami

RUU Pilkada
Bukti nyata bahwa Engkau hanya memanfaatkan kami demi kepentingan golonganmu
Bukti nyata bahwa Engkau ingin menusuk kami secara perlahan
Menusuk kami dengan mengambil suara kami
Menusuk kami dengan membungkam aspirasi kami

Sungguh politik yang kejam nan egois

Ohh sungguh betapa malangnya nasib kami
Menjadi kaum minoritas
Menjadi kaum yang teracuhkan
Menjadi kaum yang tuna wicara

Takdir tlah berbicara
Tersahkanlah UU PIlkada oleh Ibu Popong
Yang membuat kami begitu larut dalam kekecewaan
Begitu larut dalam kesunyian demokrasi di tanah sendiri

Kami sebagai insan minoritas
Kini hanya bisa menggigit jari
Akan ketidakberdayaan kami menentang
Hingga akhirnya harus kembali lagi pada rezim orde baru Soeharto

Satu pertanyaan terbesit di benak kami
Jawablah!
Wahai perwakilan kami..
Dimanakah suara kami akan bermuara kini?


No comments:

Post a Comment